Bagaimana Meminimalisir Perbedaan di antara Penganut Mazhab❓
Audio
Refleksi Podcast Episode 87
Perbedaan yang menjadi takdir Tuhan kerap dijadikan sebagai alat permusuhan, perpecahan dan peperangan. Manusia yang merasakan bahwa permusuhan tidak mendatangkan kemaslahatan dalam kehidupan membuat mereka berpikir ulang, bagaimanakah seharusnya menyikapi perbedaan yang menjadi keniscayaan tak terhindarkan, dan apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir perbedaan yang acap berujung kenestapaan?
Alwi Shihab merespon kegelisahan ini dengan mengatakan, bahwa sesungguhnya telah banyak upaya untuk meminimalisir perbedaan-perbedaan tersebut. Dalam ruang menyikapi perbedaan mazhab, ada yang dinamakan al-taqarrub bayn al-madzaahib, yakni pendekatan antar mazhab-mazhab yang ada. Pendekatan ini diperlukan untuk mengenali dan memahami mengapa sebuah mazhab memiliki corak yang berbeda. Melalui pendekatan ini, manusia akan terhindar dari sikap monopoli tafsir juga fatwa keagamaan, karena pendekatan tersebut akan membawa pribadi tersebut untuk menghargai proses ijtihad; dan juga menyadari kebutuhan umat atas corak mazhab tersebut.
Ya, para tokoh Islam sudah berusaha untuk melakukan itu, salah satunya para tokoh Al-Azhar Kairo, Mesir. Para tokoh ini tidak saja berusaha mendekatkan komunitas antar mazhab-mazhab, melainkan juga berusaha untuk mendekatkan komunitas umat Islam dengan komunitas Yahudi dan Kristen sebagai sesama umat ahlul kitab. Menurut Alwi Shihab, dibandingkan komunitas keagamaan lainnya, komunitas Yahudi dan Kristen adalah komunitas yang paling dekat dengan umat Islam dari segi ajaran. Segi ajaran di sini maksudnya adalah: karena Tuhannya satu; nabi-nabi yang diturunkan melalui komunitas Yahudi dan Kristen merupakan nabi-nabi yang harus diimani oleh komunitas Islam.
Nonton Juga
Bagaimana pandangan Anda? Infokan juga apabila materi ini bermanfaat sebagai inspirasi tulisan/integrasi bahan dalam RPP/dsb.